Sabtu, 26 Oktober 2013

Makalah Kesehatan Perumahan



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dan arus urbanisasi di Negara sedang berkembang menyebabkan masalah perumahan memerlukan pemecahan dan penanganan yang segera. Di Afrika, Amerika  latin dan  Asia penduduk kota meningkat dua kaki lipat dua dalam periode 10 tahun terakhir. Urbanisasi yang tidak terkendali ini menimbulkan rangkaian masalah sosial yang sangat kompleks. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia seperti di Negara sedang berkembang lainnya  juga cupup tinggi ,yaitu srkitar 2,3% per tahun ,dan bahkan di daerah perkotaan mencapai 5,4% per tahun yang juga terutama disebabkan karena derasnya arus urbanisasi. Hal ini menyebabkan peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana perumahan dan lingkungan pemukiman dan pengadaan perumahan untuk golongan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah menjadi masalah yang semakin sulit.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan perumahan di daerah perkotaan adalah luas lahan yang semakin menyempit, harga tanah dan material bangunan yang dari waktu ke waktu semakin bertambah mahal, serta kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kondisi ini akan mempengaruhi kuantitas, dan kualitas perumahan, bahkan sering menumbuhkan pemukiman yang kumuh dan tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga perlu ditata kembali serta melengkapi sarana-prasarana prumahan yang memadai. Begitupula dengan kondisi perumahan di pedesaan.
1.2  Rumusan Masalah
1.    Pengertian perumahan
2.    Prasarana lingkungan perumahan
3.    Sarana lingkungan perumahan
4.    Pengertian kesehatan perumahan
5.    Persyaratan kesehatan perumahan

1.3  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian perumahan
2.    Untuk mengetahui apa saja prasarana lingkungan perumahan
3.    Untuk mengetahui apa saja sarana lingkungan perumahan
4.    Untuk mengetahui pengertian kesehatan perumahan
5.    Untuk mengetahui persyaratan kesehatan perumahan






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Perumahan
Perumahan yang disebut juga pemukiman adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
2.2 Prasarana lingkungan perumahan
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana lingkungan meliputi :
a.   Jaringan jalan untuk mobilitas manusia, angkutan barang, mencegah perambatan kebakaran, menciptakan ruang dan bangunan teratur.
b.   Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan.
c.   Jaringan saluran air hujan untuk drainase dan pencegah banjir setempat. 
d.   Jaringan air bersih, bila daerah tersebut tidak terdapat air tanah.
2.3 Sarana Lingkungan perumahan
Sarana lingkungan adalah sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Contoh :
·         Bangunan perniagaan atau perbelanjaan
·         Pelayanan umum dan pemerintahan
·         Pendidikan dan kesehatan
·         Peribadatan
·         Rekreasi dan olahraga
·         Pemakaman
·         Pertanaman
·         Pertanaman
2.4 Kesehatan Perumahan
Kesehatan perumahan adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di dalam rumah, lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni untuk mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
2.5 Persyaratan Kesehatan Perumahan
            Persyaratan kesehatan perumahan ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan .
            Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya, oleh karena itu diperlukan syarat perumahan sebagai berikut :
a. memenuhi kebutuhan fisiologis
1.   Suhu ruangan harus dijaga berkisar antara 20º-28º C, ini sangat tergantung pada suhu udara luar pergerakan udara kelembaban dan suhu benda-benda disekitarnya.
2.   Harus mempunyai ventilasi yang memadai untuk pertukaran udara sehingga udara dalam ruangan tetap segar.
3.   Harus cukup mendapat penerangan baik siang hari maupun malam hari.
4.   Dinding ruangan dibuat sedemikian rupa, sehingga kedap suara dari luar maupun dari dalam.
5.   Ada halaman yang cukup untuk bermain anak-anak.
b. memenuhi kebutuhan psikologis
1.   Keadaan dan pengaturan rumah harus memenuhi tata keindahan.
2.   Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi anggota keluarga.
3.   Sedapat mungkin anggota keluarga yang meningkat dewasa mempunyai kamar sendiri.
4.   Harus ada ruangan untuk berkumpul bersama untuk menerima tamu.

c. perlindungan terhadap penularan penyakit
Untuk menyegah penularan penyakit diperlukan sarana air bersih ,fasilitas pembuangan air kotor ,tersedianya tempat pembuangan kotoran dan sampah ,fasilitas penyimpanan makanan ,menghindari adanya intervensi dan serangga dan hama atau hewan lain yang dapat menularkan penyakit. Agar dalam keadaan tidur tetap sehat ,diperlukan luas kamar tidur sekitar 5 meter persegi perkapita.
d. Perlindungan /pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah
             Agar terhindar kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuat dan memenuhi syarat bangunan ,desain pencegahan terjadinya kebakaran dan tersedianya alat pemadam kebakaran .Pencegahan kecelakaan jatuh dan kecelakaan mekanis lainnya.







BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Berdasarkan uraian dalam makalah tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan perumahan mencakup empat hal, yaitu:
1. memenuhi kebituhan fisiologis.
2. memenuhi kebutuhan psikologis.
3. perlindungan terhadap penularan penyakit.
4. perlindungan atau pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah.
Serta pelaksanaan ketentuan di atas menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara pembangunan untuk perumahan serta pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.
3.2 Saran
            Sebagai manusia biasa penyusun menyadari bahwa dalam makalah tersebut masih terdapat banyak kekurangan dan permasalahan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangatlah penyusun harapkan sebagi saran untuk penysusn ke depan.












DAFTAR PUSTAKA

·         Sarudji D. et al. 2001. Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Jumat, 18 Oktober 2013

ETIKET

Pada setiap resep selalu di sertai etiket. Yang mana pada pemakaian oral (dalam) menggunakan eriket putih dan pada pemakaian topical (luar) menggunakan etiket biru. berikut contohnya :


     

EKSTRAK BELLADONA

Semoga postingan pertama saya ini bermanfaat untuk teman teman :)

Cara pengerjaan RESEP EKSTRAK BELLADONA menjadi pulvis

1. setarakan timabangan
2. timbang ekstrak belladone sesuai permintaan resep
3. ambil mortir dan stamper isi dengan air mendidih sampai permukan luar mortir panas  (masukan stamper dalam air panas juga)
4. buang air dalam mortir
5. lap mortir dan stamper sampai benar benar kering
6. masukan ekstrak belladone menggunakan stamper yang masih panas
7. tetesi ekstrak belladone dengan etanol (95%) P secukupnya
8. aduk ekstrak belladone dan etanol dalam mortir panas sampai terlarut dan menguap
9. tambahkan SL (lactosa) secukupnya sedikit demi sedikit sembari di aduk
10. aduk sampai etanol menguap dan kering ( lebih baik mortir masih dalam keadaan panas) sambil di sudip dampai ekstrak belladone benar benar tercampur.