BAB I
PENDAHULUAN
1.1
. Latar Belakang
Air merupakan sumber kehidupan bagi
seluruh makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup yang lain sangat bergantung
pada air untuk mempertahankan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum,
memasak, mandi, mencuci, dan keperluan lain. Air yang dikonsumsi setiap hari
harus memenuhi standart kualitas air bersih. Namun tak jarang kita mendapati
air yang belum memenuhi standart kualitas air bersih, terutama pada saat musim
kemarau. Air sumur dan sumber lainnya menjadi keruh dan berbau. Ironisnya
terkadang air tersebut tercampur dengan mikroorganisme yang dapat mengganggu
fungsi tubuh pada seseorang. Selama kuantitasnya masih banyak kita sebagai
manusia yang peduli sesama masih dapat berupaya merubah air keruh tersebut
menjadi air yang jernih yang layak untuk dapat dikonsumsi.
Ada beberapa cara yang dapat kita
gunakan untuk mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi. Cara yang paling
mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saingan air. Namun perlu
kita ingat bahwa dengan penyaingan air sederhana belum dapat membuat air
sepenuhnya bersih.
1.2
. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka permasalahan dalam
makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan air ?
2. Dari mana saja sumber air ?
3. Apa saja syarat air bersih ?
4. Bagaimana pengadaan air bersih di
pedesaan ?
5. Bagaimana pengadaan air bersih di
perkotaan ?
6. Bagaimana cara mengolah air ?
1.3
. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian air.
2. Untuk mengetahui sumber air.
3. Untuk mengetahui syarat air bersih.
4. Untuk mengetahui pengadaan air bersih
di pedesaan.
5. Untuk mengetahu pengadaan air bersih
di perkotaan.
6. Untuk mengetahui cara mengolah air.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Pengertian Air
Air adalah
cairan tidak berwarna, tidak beras, dan tidak berbau yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Air merupakan senyawa dengan rumus kimia H2O
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air hampir menutupi 71% permukaan Bumi. Air
sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan lapisan es (di
kutub dan puncak puncak gunung), akan tetapi air dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, danau, uap air, lautan es. Air dalam
obyek obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui
penguapan, hujan, dan aliran di atas tanah (runoff
: meliputi mata air; sungai;muara) menuju laut.
Air berarti besar peranannya dalam
kesehatan manusia. di dalam air bisa saja terdapat phatogenic organisme yang dapat mengganggu kesehatan manusia,
seperti Salmonella typhy yang dapat
menyebabkan penyakit demam typhoid,
Sighella dysentriae yang menyebabkab penyakit disentri basiler dan lain
sebaginya. Di dalam air juga bisa saja terdapat non phatogenic organisme yang menganggu dan dapat menimbulkan
kerugian bagi manusia, seperti Actinomycetes
dan Algae yang terdapat dalam air
kotor dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak diharapkan. Terlepas dari hal
itu, air sangat berguna bagi tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari air,
kira-kira 60-70 % dari berat badanya. Kegunaan air bagi tubuh manusia antara
lain untuk : proses pencernaan, metabolisme, keseimbangan tubuh dan lain lain.
Apabila tubuh kekurangan banyak air, maka akan mengakibatkan kematian.
2.2
. Sumber Air
Seperti kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen
penting untuk penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system
penyediaan air tidak dapat berfungsi.
Berikut
sumber sumber air :
1.
Air
hujan
Air
hujan sudah merupakan air bersih, asalkan penampunganya dilakukan dengan cara
yang benar.
2.
Air
permukaan
Air
permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukan
ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, seperti lumpur, batang kayu,
daun, kotoran, dan lain lain. Ada beberapa macam air permukaan diantaranya :
a.
Air
laut
Air
ini sifatnya asin karena mengandung garam (NaCl). Kadar garam dalam air laut
hanya 3%, dengan keadaan aini air laut memenuhi syarat untuk dijadikan air
minum.
b.
Air
sungai
Dalam
penggunaan air sungai sebagai air minum, harus mengalami suatu pengolahan yang
sempurna, mengingat derajat pengotoran yang sangat tinggi.
c.
Air
rawa
Air rawa biasanya berwarna kuning
kecoklatan yang disebabkan oleh zat-zat organic yang telah membusuk, seperti
asam humus, dan lain lain.
d.
Air
danau
Danau
adalah massa air yang seluruhnya dikelilingi daratan, berbentuk cekungan yang
permukaannya lebih tinggi dari laut.
3.
Air
tanah
Air tanah adalah air
yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah di
berbagai tempat tidak sama, karena dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya lapisan
permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut. Kedalaman air
dapat dilihat dari sumur-sumur yang di gali oleh penduduk.
4.
Mata
air
Mata
air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
2.3 . Syarat Air Bersih
Air bersih adalah air yang
dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari. Kebutuhan manusia akan air perlu
diperhatikan standart kuantitas serta kualitasnya.
1.
Syarat
kuantitas
Jumlah
air untuk keperluan rumah tangga per hari, perkapita tidak sama untuk tiap
Negara. Pada umumnya di Negara maju lebih banyak daripada di Negara berkembang,
misalnya Amerika Serikat deperlukan ± 200 m3/hari/kapita, sedangkan
di Indonesia untuk wilayah kota adalah ± 150 m3/hari/kapita dan
untuk wilayah pedesaan adalah ± 100 m3/hari/kapita.
2.
Syarat
kualitas
Kualitas
air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi syarat fisik, kimiawi,
mikrobiologis, dan radioaktif sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990.
Sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan diatas, syarat-syarat air bersih adalah sebagai
berikut :
a.
Syarat
Fisisk
·
Jernih,
kadar maksimal kekeruhann 5 skala NTU (Nephelometric Turbidity Units)
·
Tidak
berbau
·
Tidak berasa
·
Tidak
berwarna, kadar warna maksimal 15 skala TCU (True Color Units)
·
Suhu
sama dengan suhu udara, dengan penyimpanan maksimal 3º C, di atas atau di bawahnya.
b.
Syarat
kimiawi
·
Tidak
mengandung bahan bahan yang berbahaya atau beracun.
·
Tidak
boleh mengandung zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
·
Tidak
boleh mengadung zat dengan kadar yang melebihi batas tertentu sehingga
menimbulkan gangguan fisiologis, teknis, dan ekonomis.
NAB (Nilai Ambang Batas) untuk
bahan-bahan kimia anorganik :
Air raksa =
0,001 mg/L
Besi =
0,3 mg/ L
Timah hitam =
1,0 mg/L
Nitrit =
0,05 mg/L
Nitrat =
10 mg/L
Kesadahan CaCO3 =
500 mg/L
pH =
6,5-8,5
NAB (Nilai Ambang Batas) untuk
bahan-bahan kimia organik :
Dieldrin =
0,0007 mg/L
Chlorodane =
0,0003 mg/L
KMnO4 =
10 mg/L
Detergen =
0,05 mg/L
c.
Syarat
Mikrobiologis
Air untuk keperluan
rumah tangga atau air minum dikatakan memenuhi syarat mikorbiologis bila air
tersebut bebas dari segala bakteri patogen, dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air terdapat kurang dari 4 bakteri coli maka air tersebut memenuhi syarat
mikrobiologis.
d.
Syarat
radioaktif
Kadar
maksimum yang diperbolehkan yaitu aktivitas sinar Alpha (0,1 Bq/L) dan
aktivitas sinar Betha (1,0 Bq/L)
2.4 . Pengadaan air bersih di pedesaan
Sumur merupakan cara yang paling
banyak digunakan oleh penduduk Indonesia untuk mendapatkan sumber air bersih.
Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan maka harus dilindungi terhadap bahaya
pencemaran. Sumur yang baik harus memenuhi syarat lokasi dan syarat konstruksi.
a. Sumur Gali
Sumur
gali adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan pembawa air)
yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga dan dibuat dengan
cara menggali tanah dengan diameter 0,8-1,0 meter.
Syarat
lokasi :
·
Penempatan
sumur gali untuk umum harus mendapat izin dari pemilik lahan.
·
Ditempatkan
pada lapisan tanah yang mengandung air berkesinambungan.
·
Lokasi
sumur gali berjarak horizontal minimum 11 meter kea rah hulu dari aliran tanah
dari sumber pengotoran, seperti resapan dari tangki septik, kakus, empang,
lubang galian untuk sampah, dan lain lain.
·
Lokasi
sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara komunal maksimum berjarak 50
meter.
·
Air
yang ditampung dalam sumur gali berasal dari akuifer (lapisan pembawa air).
·
Sumur
tidak boleh kemasukan air banjir.
Syarat konstruksi :
Bagian dari sumur gali adalah
dinding sumur bagian atas dan bawah, lantai sumur, saluran pembuangan, kerikil
atau pecahan batu bata yang masing masing berfungsi sebagai berikut:
·
Dinding
sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai dan mencegah
pencemaran, tinggi 80 centimeter dan tebal satu bata.
·
Dinding
sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka tanah dan penahan sumur agar
tidak terkikis atau longsor. Dibuat minimal 300 centimeter dari permukaan
tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal setengah bata.
·
Lantai
sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke dalam sumur sebagai
tempat bekerja dengan permukaan tidak licin, kemiringan 1-5% kea rah saluran
pembuangan.
·
Saluran
pembuangan untuk menyalurkan air buangan ke sarana pengolahan air buangan dan
mencegah tempat berkembangbiak bibit penyakit dan dibuat kedap air, licin,
kemiringan 2% kearah sarana pengolahan air bersih,
·
Kerikil
atau pecahan batu bata untuk menahan endapan lumpur agar air tidak keruh saat
di ambil.
Pemberian
kaporit pada air sumur gali baru :
·
Buat
larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + setengah sendok makan kaporit.
·
Membersihkan
dinding sumur dari bibit penyakit (desinfeksi) dengan cara menyikat dinding
sumur, lantai sumur, dan limbah dengan sikat yang terlebih dulu dicelupkan ke
dalam larutan kaporit.
·
Untuk
setiap 1 m3 air sumur tambahkan 20 liter larutan kaporit.
Perlengkapan sumur :
Untuk mengambil air dari sumur gali
dapat dipergunakan timba atau pompa.
·
Pemakaian
timba harus disertai dengan kerekan.
·
Timba
tidak boleh diletakan di atas lantai sumur, untuk menghindari pencemaran.
·
Sumur
harus ditutup pada saat tidak dipergunakan.
·
Jika
mengambil dengan pompa, maka bibir sumur harus dilengkapi dengan tutup sumur
dan pada tutup sumur dilengkapi dengan lubang ventilasi.
b. Sumur Pompa
Secara
umum syarat lokasi penempatan sama dengan sumur gali, sedangkan syarat
konstruksinya dapat dijelaskan sebagai berikut :
·
Saringan
atau pipa pipa yang berlubang berada dalam lapisan yang mengandung air.
·
Lapisan
yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurangnya 3
meter.
·
Lantai
sumur yang kedap air ditingggikan 20 centimeter dari permukaan tanah, lebarnya
± 1,5 meter sekeliling pompa.
·
Saluran
pembuanagan air limbah harus ditembok kedap air minimal 10 meter panjangnya.
·
Untuk
mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.
Pemberian kapotir pada air sumur pompa
baru :
·
Buat
larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + 2 sendok makan kaporit.
·
Pompa
dilepas dari pipa dan dituangkan 20 liter larutan kaporit tersebut, biarkan
selama 24 jam.
·
Pasang
kembali pompa pasa pipa. Air dipompa sampai bau kaporit tidak ada lagi atau
hilang.
2.5 Pengadaan
Air bersih di perkotaan
Pada
umumnya air minum untuk kepentingan umum (ledeng) diperoleh dari air permukaan
yang telah terkontaminasi (contoh:air kali), oleh karena itu pengolahan air
minum untuk kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks. Pada suatu instalasi
air minum, biasanya tersedia beberapa fasilitas, yang terdiri atas :
1.
Pipa
yang mengalirkan air instalasi air minum (supplay
lina)
2.
Bak
penampung untuk pengendapan pertama (pre
sedimentation tank)
3.
Bak
pemberi obat-obat kimia (chemical feeder)
4.
Bak
pencampur (mixing device)
5.
Bak
pencampur untuk pengendapan kedua (Dortmund
tank / accelerator)
6.
Saringan
pasir cepat (rapid sand filter)
7.
Bak
pemberi chlor (chlorinator)
8.
Bak
penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen (clear waste storage kelder)
2.6 .
Pengolahan Air Bersih
Secara umum, pengolahan air terdiri
dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada
pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan
lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia,
seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk
menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pada
pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media
pengolahnya.
Secara umum, skema pengolahan air
bersih di daerah-daerah di Indonesia
adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul
Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk
masuknya air dari sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada
bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah,
daun-daun, batang pohon, dsb.
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik
turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat).
Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk pengendapan
partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa
ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air
bersih. Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi dan desinfeksi.
a. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).
b. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
c. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
d. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
e. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
4.
Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
BAB III
PENUTUP
3.1 .
Kesimpulan
Begitu pentingnya kesehatan, salah satu faktor kesehatan
adalah air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi
air sebagai sumber kehidupan di bumi ini sudah banyak tercemar karena ulah
manusia. Berbagai penyakit
juga disebabakan oleh pencemaran air, oleh karena itu dicari solusi mengolah
air untuk mendapatkan air bersih yang layak konsumsi.
Ada banyak
cara untuk mengolah air, diantaranya adalah :
1. Pembuatan bangunan intake (bangunan
pengumpul air)
2. Pembuatan bak prasedimentasi
3. WTP (Water Treatment Plant), yang
terdiri dari proses :
a. koagulasi
b. flokulasi
c. sedimentasi
d. filtrasi
e. desinfeksi.
4. Reservoir
3.2 . Saran
1.
Diharapkan
kepada masyarakat untuk mengolah air dengan bijak sehingga air layak konsumsi.
2.
Dengan
penugasan membuat makalah seperti ini, akan memacu kreativitas berpikir,
memperluas cakrawala berpikir, dan meningkatkan minat membaca para siswa.
3.
Kepada
seluruh pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat membangun sehingga
apa yang kita harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sarudji
D. et Al. 2001. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. PUSDIKNAKES. Jakarta :Bhakti Husada
Bagus artikelnya. Sangat bermanfaat. Terimakasih sudah mau berbagi :) Jangan lupa kunjungi kami :)
BalasHapusSip sip kak. bisa jadi referensi tugasku :D
BalasHapussyukron yaa.. oya, itu soundtracknya pak lagu siapa ya kak? suka :D
good create
BalasHapusmantab tuh, bisa menghemat air sumur klo begitu ya..
BalasHapushttp://tokoonlineobat.com/obat-sirosis-hati-alami/